Awal Perkenalan
Kebiasaan jalan-jalan, berkebun, memancing dan berburu yang
dilakukan sejak kecil dengan almarhum kakek (Onen Kornel Karda) ternyata
memperkaya pengalaman Raja kecil (Rio) tentang mengamati indahnya pemandangan
alam terbuka, pepohonan serta hewan di alam bebas. Ketika beranjak dewasa,
kebiasaan tersebut membentuk jiwa petualangan tak terbatas akan pengetahuan
dibalik segala sesuatu yang dihadapi serta dialami.
Wadah pertama jiwa petualangan yang dialami adalah Wahana
Pelajar dan Pencinta Alam SMP N 28 Bandung (WAPATALA), disinilah pertama kali Rio
menikmati Latihan Pendidikan Dasar fisik, mental serta berorganisasi. Namun
karena masih diliputi jiwa kanak-kanak, WAPATALA belum memunculkan jiwa petualangan
Tawanan kecil (Rio) secara maksimal.
Kelanjutan jiwa petualangan kemudian diteruskan dalam wadah
Apis Indica (Pencinta Alam SMA N 6 Bandung). Pada waktu tersebut Rio menikmati
Latihan Pendidikan Dasar fisik, mental serta berorganisasi juga dalam wadah
Dialog Remaja Islam, OSIS dan Teater (TERAS) secara simultan. Tahap tersebut
mulai memunculkan jiwa petualangan mendaki gunung, memanjat tebing, pencarian
makna Islam, pergerakan serta berperan.
Pada saat akhir sekolah menengah atas, titik awal peringatan peran mengingatkan Perdana Mentri (Rio) ingin belajar ke pesantren dan menjadi petani, namun ternyata takdir membawa menuju jalan berputar berkuliah di Jurusan Antropologi Sosial FISIP UNPAD. Tahap inilah yang semakin memunculkan jiwa petualangan utuh, dari tahun 1995 hingga saat ini.
Ilmu Lingkungan (Ekologi)
Berawal dari mata kuliah di jurusan, ekologi mengingatkan Rio
pelajaran biologi, fisika dan kimia yang tidak sempat dipelajari secara
mendalam sebelumnya. Kesadaran akan sistim utuh perputaran aliran informasi,
energi dan materi menjalin kembali konsep rantai serta jejaring makanan yang
tak pernah berhenti berputar dari titik produsen, konsumen dan pengurai hingga kembali
ke titik awal (produsen) secara terus menerus sejak awal hingga akhir alam
semesta.
*Diadaptasikan dari jargon sekolah panjat tebing skygers Tebing, TUHAN dan Aku.
https://www.youtube.com/watch?v=pKpWvj3QVe0
Serangkaian proses daya lenting (resiliensi), daya pulih
(homeostasis) serta suksesi pada tahapan tumbuhan perintis, rerumputan dan
herbal, semak belukar, kayu lembek, kayu keras (lapisan tingkatan tanaman),
hutan, pelapukan atau penghacuran hingga kembali ke awal (tahapan tumbuhan
perintis), semuanya menggambarkan keindahan kesetimbangan pola alam yang terus
berputar untuk diamati, dinikmati sesuai kebutuhan serta disyukuri.
Tahapan bagaimana individu makhluk bersosialisasi, berkumpul,
menjadi populasi, komunitas, ekosistim, bioma hingga biosfer, tanaman
berdampingan (tumpang sari) dalam satu bedeng, beberapa bedeng menjadi
komunintas tanaman, komunitas tanaman didatangi hewan menjadi gilda hingga
kebun menjadi suatu ekosistim, semua itu merupakan inti ekologi yang sangat
indah untuk dipelajari serta diaplikasikan dalam berbagai hal dikehidupan.
Tumpang sari (Pertemanan tanaman)
Komunitas tanaman dan hewan
https://www.youtube.com/watch?v=W1VBWBw4UWk
Namun yang dirasakan saat ini, berbagai kerusakan akibat polutan lamban hingga berdampak ketika terurai, serta keserakahan manusia yang berlebihan/melampaui batas telah mengubah pola alami nan indah menjadi ancaman bagi seluruh makhluk alam semesta. Jika sudah begini, sudah tentu ada yang salah dalam keseharian hidup kita. Diam & Dengarkan https://www.youtube.com/watch?v=NvNLumlAJX0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar